Komoditas Impor Indonesia – Sebagai negara penganut sistem perdagangan terbuka, Indonesia terus melakukan ekspor dan impor dari luar negeri.
komoditasnya pun sangat beragam, dari teknologi, kesehatan, hingga alat berat. Bukan hanya itu saja, mesin dan baja juga banyak diimpor dari luar negeri.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bawah pada Desember 2021, nilai impor Indonesia mencapai US$ 21,35 miliar. Nilai tersebut naik 10,51% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya sebesar US$ 19,32 miliar.
Tingginya nilai impor di Indonesia, disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat dan ketidakmampuan produksi dalam negeri.
Selain itu, adanya Free Trade Agreement (FTA) antar negara di dunia menjadi salah satu faktor banyak barang luar negeri yang masuk ke Indonesia.
14 komoditas impor Indonesia
Bentuk komoditas yang diimpor Indonesia, seperti yang telah sedikit disinggung sejak awal. Akan tetapi, secara garis Badan Pusat Statistik (BPS) telah membagi komoditas impor di Indonesia menjadi 2, yaitu: Migas dan Non Migas.
Migas
Indonesia menjadi pelanggan setia sebagai negara pengimpor komoditas sektor migas yang berupa minyak mentah, hasil minyak, dan gas.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Desember 2021 nilai impor Indonesia sektor minyak dan gas (migas) mencapai US$ 3,38 miliar.
Dengan nilai yang cukup besar tersebut, mengakibatkan defisit dalam negeri meningkat 34,96% dari bulan sebelumnya yaitu sebesar US$ 2,28 miliar atau setara dengan Rp 32,6 triliun.
Berikut beberapa komoditas sektor migas yang banyak diimpor Indonesia:
1. Minyak Bumi
Indonesia memang memiliki kilang minyak yang cukup besar. Akan tetapi, pada nyatanya masih mengimpor minyak bumi dari negara tirai bambu, China.
Jumlah nilai impornya juga tidak kecil, yaitu sebesar US$ 286,7 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun. Dengan nilai sebesar itu, jumlah yang diimpor mencapai 436,2 ribu ton.
2. Bahan Bakar Mineral dan Minyak Mineral
Selain minyak bumi, Indonesia juga mengimpor salah satu komoditas terbesar asal Iran, yaitu bahan bakar dan minyak mineral. Nilai komoditas tersebut pun mencapai US$ 364,6 juta atau setara dengan Rp 5 triliun.
3. Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organik yang diimpor Indonesia meliputi bahan kimia organik yang berasal dari minyak yang bersumber dari hasil pertanian, kimia organik untuk bahan baku zat warna, kimia organik yang menghasilkan bahan kimia, dan sebagainya.
Tak berbeda dengan minyak bumi, bahan kimia organik salah satunya diimpor dari China dengan nilai sebesar US$721,8 juta pada November 2021.
Non Migas
Komoditas impor sektor non migas juga tak kalah dengan komoditas sektor migas. Pasalnya, nilai impor sekor ini mencapai US$16,30 miliar pada November 2021. Nilai tersebut naik 13,25 % dari bulan sebelumnya.
Selain nilai impornya yang lebih besar dari sektor migas, komoditas sektor ini juga sangat beragam, antara lain:
1. Pupuk
Meskipun banyak peternakan di Indonesia. Pupuk menjadi salah satu komoditas impor sektor non migas yang diimpor Indonesia.
Nilai impornya juga tak kecil, yaitu mencapai US$ 523,8 juta atau sekitar Rp 7,21 triliun dan sebesar 3,7 juta ton. Sedangkan, negara pengimpornya adalah China.
2. Pipa dan Besi Baja
Indonesia juga mengimpor pipa besi dan baja dari negara China. Memang, jika berbicara negara tirai bambu ini tak ada habisnya di bidang ekonomi. Nilai impornya mencapai US$ 414,1 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun dengan besaran 280,4 ribu ton.
Tak sampai situ saja, Indonesia juga mengimpor besi dan baja dari negara Iran dengan nilai sebesar US$ 16,4 juta atau sekitar Rp 226,3 miliar.
3. Alumunium
Alumunium menjadi salah satu komoditas sektor non migas yang diimpor Indonesia. Sama dengan komoditas lainnya, Alumunium ini diimpor dari negara tirai bambu, China.
Besaran nilai impornya cukup fantastis, yaitu mencapai US$ 881,2 juta atau sekitar Rp 12,1 triliun. Dengan nilai segitu, Indonesia dapat impor alumunium seberat 311,11 juta kilogram.
4. Tembaga
Dalam masalah ekspor dan impor Indonesia, China memang sangat unggul. Hal tersebut disebabkan oleh kerja sama dan persahabatan yang baik antara pemerintah Indonesia dan China.
Komoditas lainnya yang diimpor Indonesia dari China adalah tembaga. Nilai impornya mencapai US$ 376,8 juta atau sekitar Rp 5,1 triliun dan seberat 67,1 juta kilogram.
5. Tembakau
Meskipun memiliki salah satu pabrik tembakau terbesar di dunia. Indonesia tetap mengimpor tembakau dari luar negeri, tepatnya China. Nilai impornya sangat besar yaitu mencapai US$ 550,4 juta pada 2020.
6. Beras
Indonesia yang memiliki lahan pertanian di bidang agriculture dengan sangat luas, ternyata masih mengimpor beras dari luar negeri. Nilainya pun sangat fantastis.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada bulan januari – september 2021, Indonesia telah mengimpor beras sebesar 252.376 ton dan dengan nilai mencapai US$107,61 juta.
Negara-negara pengimpor beras ke Indonesia adalah Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Myanmar, dan lain-lain.
7. Buah-buahan
Wah, siapa sangka ternyata Indonesia juga mengimpor buah-buahan dari luar negeri? Nilai impor nya pun bikin kaget, yaitu mencapai US$ 139,9 juta pada Mei 2021.
Negara pengekspornya pun tak jauh-jauh dari China. Negara yang dijuluki tirai bambu dan memiliki hubungan kerabat yang sangat baik dengan Indonesia.
8. Sayuran
Selain beras dan buah-buahan Indonesia juga mengimpor sayuran dari luar negeri, nilainya pun juga tak kalah fantastis.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor komoditas sayuran Indonesia mencapai US$ 95,7 juta pada Mei 2021. Negara pengekspornya didominasi oleh China.
9. Kedelai
Komoditas impor Indonesia sektor non migas selanjutnya ada kedelai. salah satu tanaman jenis polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada periode bulan Januari – Maret 2021, nilai impor kedelai ini mencapai US$ 371,3 juta dengan berat 699,7 ribu ton.
Indonesia mengimpor kedelai dari negara Amerika Serikat, Brazil, Argentia, Kanada, Malaysia, dan Uruguay.
Negara Amerika Serikat dan Brazil menjadi 2 negara terbesar sebagai pemasok kedelai ke Indonesia pada tahun 2021.
10. Tepung Terigu
Meskipun pabrik tepung terigu di Indonesia berlimpah, Indonesia masih mengimpor tepung terigu dari luar negeri, diantaranya: Jepang, Turki, Ukraina, India, dan Sri Lanka.
Nilai impornya juga sangat tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, impor tepung terigu mencapai berat 34.467 ton, naik sekitar 2,6 juta ton dari tahun 2018.
11. Gula Pasir
Banyaknya merek gula pasir terkenal di Indonesia, belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Diantara merek terkenal tersebut, ada Gulaku.
Melansir data dari worldtoexports, nilai impor gula pasir Indonesia mencapai USD 1,9 miliar atau 7,7% dari total impor gula dunia pada tahun 2020.
Dari besaran tersebut, Thailand menjadi negara pengekspor gula pasir terbesar ke Indonesia. Nilainya mencapai 2,02 juta ton pada periode yang sama.