Indonesia menjadi salah satu negara dengan nilai import terbesar dunia, yaitu mencapai US$15,11 miliar pada bulan juli 2021.
Tingginya nilai tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: belum mampunya produksi dalam negeri, kurangnya sumber daya manusia (SDM), dan tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga negara yang menganut perekonomian terbuka, bahkan terlibat dalam Free Trade Agreement (FTA) dengan beberapa negara di dunia, seperti: China, Jepang, India, dan Korea.
Keterlibatan Indonesia dalam FTA tersebut, memudahkan negara lain untuk memasok barangnya ke dalam negeri.
10 Komoditas Import dari Luar Negeri ke Indonesia
Komoditas merupakan suatu benda atau barang yang dapat diperdagangkan dengan mudah untuk tujuan mendapatkan keuntungan.
Sedangkan, komoditas import adalah benda yang diperdagangkan dalam skala internasional. Bisa berupa agriculture ataupun life animal.
Pada dasarnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengkategorikan komoditas import menjadi dua, yaitu: Migas dan Nonmigas.
Migas
Indonesia menjadi negara langganan pengimport migas dari luar negeri. Pada November 2021, total nilai import migas Indonesia cukup besar yaitu mencapai US$3,02 miliar.
Tingginya nilai import migas Indonesia disebabkan oleh terjadinya peningkatan harga minyak mentah dan gas di dunia internasional. Berikut komoditas import migas Indonesia:
1. Minyak Mentah
Komoditas Import dari Luar Negeri ke Indonesia yang pertama adalah Minyak Mentah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), volume import produk ini sebesar 1,58 juta ton atau setara dengan US$ 754,9 juta pada Maret 2021.
Nilai tersebut naik dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar 519,4 ribu ton atau setara dengan US$ 222,1 juta.
Peningkatan nilai tersebut disebabkan oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan dalam negeri atas minyak mentah.
Indonesia biasa mengimport dari negara-negara timur tengah hingga eropa, berikut beberapa negara tersebut:
a) Arab Saudi
Arab Saudi menjadi negara pertama pemasok minyak mentah ke Indonesia yaitu sebesar 41% dari total import pada tahun 2020. Negara gurun pasir ini memang terkenal dengan jumlah minyak buminya yang melimpah.
b) Nigeria
Di Posisi kedua sebagai negara pengimport minyak mentah adalah Nigeria. Salah satu negara di Benua Afrika ini memiliki nilai Import sebesar 29,4% dari total import pada tahun 2020.
c) Australia
Siapa yang menyangka bahwa negara kangguru di bagian selatan Benua Asia ini menjadi salah satu negara pemasok minyak mentah terbesar ke Indonesia, yaitu mencapai 14,2 % dari total import tahun 2020.
d) Aljazair
Negara dengan julukan “Algiers Putih” ini ternyata menjadi pemasok minyak mentah ke Indonesia, yaitu sebesar 5% dari total import tahun 2020.
2. Gas
Import gas Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020 saja, Indonesia telah mengimport Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebesar 6,1 juta ton atau 76% dari total konsumsi 8 juta ton.
Dalam hal ini, pemerintah terus berupaya memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) berupa batu bara yang kemudian diubah menjadi Dimethyl Ether (DME) yang nantinya digunakan untuk subsidi LPG.
Non-Migas
Produk non-migas berarti segala sesuatu yang bukan minyak dan gas atau dalam artian dapat berbentuk benda yang telah diolah ataupun belum.
Ada beberapa komoditas yang pada hakikatnya diproduksi dalam negeri telah berkualitas bagus, tetapi tetap melakukan import karena keterbatasan stok yang tersedia.
Berikut komoditas nonmigas yang diimport Indonesia dari luar negeri:
1. Mesin dan Peralatan Mekanik
Komoditas import non-migas pertama yang diimport Indonesia adalah Mesin dan Peralatan Mekanik. Tingginya kebutuhan domestik serta minimnya para ahli mengharuskan Indonesia untuk melakukan Import dari luar negeri.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2020 mesin dan peralatan mekanik memiliki nilai import tertinggi, yaitu mencapai US$ 1,8 miliar.
Untuk produk ini, Indonesia biasa mengimport dari negara Amerika, Jepang, dan China.
2. Perlengkapan Elektrik
Selain mesin dan peralatan mekanik, Indonesia juga mengimport perlengkapan elektrik dari luar negeri. Tak jauh berbeda dengan produk sebelumnya, perlengkapan elektrik memiliki nilai import yang cukup tinggi, sebesar US$ 1,7 miliar.
3. Plastik dan Barang dari Plastik
Komoditas import non-migas lainnya adalah plastik dan barang dari plastik. Walaupun banyak berserakan di mana-mana, barang ini ternyata juga diimport dari luar negeri. Nilainya mencapai US$ 567,9 juta pada bulan oktober 2021.
4. Besi dan Baja
Besi dan Baja yang ada di Indonesia sebagian besar diimport dari luar negeri. Kebutuhan masyarakat dalam sektor ini juga cukup tinggi. Pasalnya, banyaknya pembangunan infrastruktur baru oleh pemerintah maupun individu.
Nilai import komoditas ini mencapai US$ 556,2 juta di bulan oktober 2021. Dengan jumlah sebesar itu, maka tak heran bila besi dan baja menempati posisi ke-4 sebagai komoditas non-migas import terbesar Indonesia.
5. Bahan Kimia Organik
Import bahan kimia organik ini dapat bersumber dari hasil pertanian, kimia organik yang digunakan sebagai bahan baku zat warna, kimia organik yang menghasilkan bahan kimia, dan lain sebagainya.
Produk ini memiliki nilai import yang cukup besar pada bulan oktober 2021, yaitu sebesar US$ 397,3 juta.
6. Kendaraan dan Peralatannya
Ketidakmampuan dalam negeri untuk memproduksi kendaraan/transportasi sendiri mengharuskan import dari luar negeri. Tak tanggung-tanggung nilainya cukup fantastis, yaitu sebesar US$ 279,4 juta.
Kendaraan ini bisa berupa mobil ataupun motor. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), pada tahun 2017 ada 10 merk mobil yang diimpor ke Indonesia, berikut daftarnya:
a) Mitsubishi Motor: 12,690 Unit.
b) Suzuki: 9,661 Unit.
c) Toyota: 8,081 Unit.
d) Chevrolet: 2,117 Unit.
e) Nissan: 1,961 Unit.
f) Honda: 1,948 Unit.
g) Mazda: 1,593 Unit.
h) UD Truck: 1,286 Unit.
i) Isuzu: 867 Unit.
j) Daihatsu: 815 Unit.
7. Serealia
Serealia merupakan Jenis tumbuhan yang termasuk dalam biji-bijian dan padi-padian. Diimport karena memiliki nutrisi yang tinggi. Kandungan yang terdapat di serealia ini berupa karbohidrat, sehingga menjadi makanan pokok di samping nasi.
Berikut contoh tumbuhan serealia menurut Food and Agriculture Organization of The United Nations:
a) Jagung
Meskipun banyak pertanian di sektor agriculture terutama jagung, Indonesia juga mengimport jagung dari berbagai negara di dunia.
b) Quinoa
Quinoa merupakan tumbuhan sejenis gandum yang banyak dikonsumsi masyarakat negara Amerika Selatan. Biasanya dikonsumsi sebagai makanan pokok sehari-hari.
c) Beras
Siapa yang tak tahu beras? Makanan pokok masyarakat Indonesia setiap hari ini ternyata memiliki nilai import yang cukup tinggi.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada semester 1 2021 Indonesia mengimport beras sebesar 16,505 ton dan senilai US$ 11,23 juta. hal ini disebabkan oleh kebutuhan masyarakat yang tinggi dan kurangnya stok dalam negeri.
8. Peralatan Optik dan Medis
Komoditas selanjutnya ada peralatan optik dan medis dengan nilai import US$ 250,4 juta pada september 2020.
Indonesia mengimport peralatan optik dan medis ini dari berbagai negara di dunia seperti: China, Jepang, Korea Selatan, Jerman, Singapura, Taiwan, Bangladesh, Italia, Belanda, dan Amerika Serikat.
Dari kesepuluh negara di atas, China menduduki posisi teratas sebagai pengimport peralatan optik dan medis yaitu sebesar US$ 8,67 juta, kemudian disusul oleh negara Jepang dan diakhiri Amerika Serikat dengan besara nilai importnya US$ 228,8 ribu atau 0,70% dari total import barang ini.
Sekian pembahasan kali ini, jika ada pertanyaan lebih lanjut, silahkan kunjungi website resmi kami di www.masterimportir.com.
Master Importir, Jasa Impor Terpercaya!