Apa yang akan Anda pertimbangkan ketika mendengar istilah komoditas import dari Indonesia? Mungkin Anda akan memikirkan tentang bahan makanan sehari-hari seperti beras, minyak, jagung, dan daging.
Atau mungkin Anda juga akan mempertimbangkan hal-hal seperti logam, emas, batu bara, dan sumber energi lainnya yang berasal dari sumber daya alam. Kemungkinan apa yang Anda pikirkan benar.
Komoditas memiliki pengaruh yang signifikan pada masyarakat luas. Karena komoditas termasuk benda nyata, mereka relatif mudah untuk diperdagangkan, karena selalu dibutuhkan oleh konsumen dari berbagai lapisan masyarakat.
Secara ringkas, komoditas adalah produk atau barang yang dapat ditukar dengan keuntungan atau barang lain yang memiliki nilai yang sebanding.
Komoditas tidak hanya mencakup kebutuhan sehari-hari seperti makanan, tetapi juga bahan-bahan logam seperti emas, perak, aluminium, serta energi seperti batu bara, bensin, dan gas alam.
Komoditas merupakan bagian integral dari kegiatan bisnis dan ekonomi, baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Sayangnya, banyak orang yang hanya memahami istilah ini secara terbatas dan tidak mendalam.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penjelasan komprehensif mengenai apa itu komoditas, termasuk jenis-jenis, klasifikasi, sistem, fluktuasi harga, dan aspek lain yang terkait dengan komoditas. Untuk informasi lebih lanjut, silakan baca arrtikel di bawah ini.
Pengertian Komoditas Import
Pada dasarnya, komoditas adalah produk dari suatu benda yang dapat dijual untuk mendapatkan keuntungan atau ditukar dengan komoditas lain yang memiliki nilai yang setara.
Para ahli menyebutkan bahwa konsep komoditas adalah objek fisik yang mudah diperdagangkan, dapat dipindahkan, dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu, dan dapat ditukar dengan produk sejenis oleh pemegangnya.
Anda dapat melakukan perdagangan di pasar berjangka. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komoditas diartikan sebagai barang dagangan utama, komersial, yang dapat dikelompokkan berdasarkan standar kualitas internasional.
Oleh karena itu, pengertian komoditas adalah subjek utama dalam perdagangan dan barang dagang lainnya yang dapat di import atau diekspor untuk mendapatkan keuntungan.
Asal usul kata “komoditas” berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa Inggris “commodity”, dan etimologinya dipinjam dari bahasa Prancis.
Dengan kata lain, “commodite” berarti memberikan kenikmatan dalam pelayanan dan kualitas. Istilah ini sudah dikenal dan digunakan secara luas di masyarakat Inggris pada abad ke-15.
Pada waktu itu, kata ini mengacu pada metode pengukuran yang akurat, seperti mengukur suatu kondisi atau situasi, atau mengukur keuntungan, kualitas, atau kemampuan untuk menghasilkan sesuatu.
Produk dari komoditas tidak hanya mencakup kebutuhan sehari-hari seperti bahan pokok. Komoditas juga mencakup logam mulia seperti emas, aluminium, dan perak, serta sumber energi seperti batu bara dan gas alam.
Selain itu, forex, indeks, dan komoditas lainnya juga dapat diklasifikasikan sebagai komoditas. Hal ini karena komoditas ini dapat diperdagangkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komoditas tidak terbatas pada kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Sedangkan Import merujuk pada tindakan memasukkan barang ke dalam wilayah pabean. Lebih jelasnya, import adalah tindakan membawa barang dari suatu negara (asing) dan memasukkannya ke wilayah pabean negara lain. Dengan definisi ini, jelas bahwa import melibatkan dua negara dalam prosesnya.
Jadi, komoditas import adalah barang yang dibutuhkan suatu negara yang didapatkan dari negara lain.
Komoditas Import Indonesia yang Perlu Dikenal
Bagi mereka yang tertarik untuk melakukan import atau memahaminya lebih mendalam, berikut adalah komoditas import Indonesia.
1. Buah-buahan
Buah merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia yang sering ditemui dan dikonsumsi. Meskipun Indonesia menghasilkan berbagai jenis buah setiap tahunnya, namun masih melakukan import buah dari China.
Jumlah importnya bahkan bisa mencapai 397,7 kilogram buah. Tak hanya itu, buah-buahan juga dikenal memiliki harga yang cukup tinggi.
Nilainya mencapai US$ 741,3 atau sekitar Rp 10,2 triliun. Meskipun mahal, proses jual beli antara Indonesia dan China tetap harus berlangsung untuk memenuhi permintaan.
2. Aluminium
Salah satu komoditas import Indonesia yang signifikan adalah aluminium. Seperti yang kita tahu, masyarakat sering menggunakan produk yang terbuat dari aluminium.
Anda mungkin juga begitu. Karena negara kita belum bisa memproduksi aluminium dalam jumlah mencukupi, melakukan import dari China adalah solusinya.
Hal yang menarik adalah aluminium menjadi salah satu komoditas import terbesar. Jumlah importnya mencapai 311,11 kilogram dengan nilai sekitar Rp12,1 triliun atau sekitar US$ 881,2. Fakta ini menunjukkan bahwa perdagangan dapat memperkuat hubungan antarnegara.
3. Tembaga
Bukan rahasia lagi bahwa China merupakan tujuan import utama bagi banyak negara di seluruh dunia. Selain memiliki teknologi yang canggih, negara ini juga mampu memproduksi benda-benda yang sangat diperlukan oleh negara lain.
Salah satunya adalah tembaga. Indonesia secara teratur mengimport tembaga dari China karena kualitasnya yang unggul.
Jumlah importnya tidak sedikit, mencapai 67,1 kilogram atau setara dengan US$ 376,8 juta atau sekitar Rp 5,1 triliun.
4. Susu
Negara-negara di Eropa telah lama dikenal sebagai produsen susu terbaik. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa salah satu komoditas import susu Indonesia berasal dari negara-negara tersebut, seperti Selandia Baru, Jerman, Amerika Serikat, Belgia, dan lain-lain.
Diketahui bahwa Indonesia mengimport susu dalam jumlah yang cukup besar, mencapai 139,68 juta kilogram dengan nilai sekitar US$ 530,47 juta atau sekitar 8 triliun rupiah.
5. Tembakau
Pertanian di Indonesia memang menghasilkan hasil yang sangat baik, namun permintaan tembakau melebihi persediaan lokal, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri.
Oleh karena itu, Indonesia melakukan import tembakau dari China. Jumlah importnya mencapai sekitar 38,5 juta kilogram dengan nilai beli sebesar US$ 169,2 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun.
6. Beras
Mungkin ketika melihat poin keenam tentang komoditas import Indonesia, Anda merasa sedikit bingung. Mengingat beras lokal sudah melimpah, mengapa perlu import dari negara lain? Ini adalah bagian dari kerja sama antar negara.
Meskipun beras produksi petani lokal memiliki kualitas yang baik, import tetap penting dilakukan. Hal ini dikarenakan populasi Indonesia yang sangat besar sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pelaku bisnis harus melakukan import.
Beberapa negara yang menjadi sasaran import adalah Vietnam, Pakistan, Myanmar, Thailand, dan sebagainya. Jumlah importnya mencapai 302,71 juta kilogram dengan nilai mencapai US$ 156,332 juta.
7. Tepung Terigu
Selain import beras, Indonesia juga mengimport tepung terigu dari beberapa negara seperti India, Ukraina, Jepang, Sri Lanka, dan lain-lain.
Yang menarik, volume importnya juga cukup besar, yaitu sekitar 104,21 juta kilogram atau setara dengan US$ 45,29 juta.
8. Bahan Bakar Mineral, Minyak Mineral, dan Zat Bitumen
Iran dikenal sebagai salah satu produsen bahan bakar dan minyak yang memiliki produksi yang tinggi. Oleh karena itu, komoditas import Indonesia ini memiliki harga yang cukup tinggi. Nilainya bahkan mencapai US$ 364,6 juta atau sekitar Rp 5 triliun.
9. Minyak Bumi
Kekayaan alam di Indonesia sangat melimpah, tidak hanya dalam sektor pertanian, tetapi juga di bidang minyak bumi.
Namun, pada kenyataannya, pemerintah masih melakukan import minyak bumi dari China sebanyak 436,2 ribu ton. Nilai import minyak ini mencapai US$ 286,7 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun.
10. Pipa Besi dan Baja
Selama ini, terdapat dua negara yang mengimport pipa besi dan baja ke Indonesia, yaitu China dan Iran. Jumlah komoditas import Indonesia ini cukup besar mengingat tingginya kebutuhan masyarakat.
Dari China, Indonesia mengimport sekitar 280,4 ribu ton dengan nilai US$ 414,1 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun.
Sementara itu, import besi dan baja dari Iran jumlahnya lebih sedikit, dengan harga sekitar US$ 16,4 juta atau sekitar Rp 226,3 miliar.
11. Mesin
Dalam era ini, hampir semua pabrik mengandalkan mesin dalam proses produksi mereka. Selain mempercepat waktu produksi, mesin memungkinkan untuk menghasilkan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan metode manual.
Inilah yang mendorong Indonesia untuk mengimport mesin dari China. Pada bulan November 2021, tercatat bahwa total nilai import mesin dan peralatan mekanis mencapai US$ 2,63 miliar.
Kedua jenis barang ini sangat penting untuk mendukung industri dalam negeri, dan negara-negara seperti Taiwan, Singapura, China, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jerman, dan lainnya menjadi penyuplai utamanya.
12. Pupuk
Salah satu komoditas import terakhir Indonesia adalah pupuk. Petani banyak memerlukan pupuk berkualitas untuk menjadikan tanaman subur dan memperoleh panen yang melimpah.
Jumlah komoditas yang diimport mencapai 2,3 juta ton dengan total nilai US$ 523,8 juta atau sekitar Rp 7,21 triliun.
13. Garam dan Sulfur
Iran juga menjadi negara penyuplai garam dan sulfur yang diimport, dengan nilai mencapai US$ 22 juta atau sekitar Rp 303,6 miliar.
14. Kedelai
Import kedelai Indonesia mencapai US$ 735,437 juta dengan volume kedelai sebanyak 1,19 miliar kilogram. Jagung diimport oleh Indonesia dari berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Argentina, Malaysia, Paraguay, Kanada, dan beberapa negara lainnya.
15. Jagung
Import jagung Indonesia mencapai US$ 544,189 juta. Jagung diimport oleh Indonesia dari berbagai negara termasuk India, Argentina, Brazil, Thailand, Paraguay, dan beberapa negara lainnya. Jumlah jagung yang diimport mencapai 1,8 miliar kilogram.
16. Gula Pasir
Import gula pasir ke Indonesia mencapai US$ 31,11 juta, dengan volume import sebanyak 52,45 juta kilogram.
Indonesia mengimport gula pasir dari Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Selandia Baru, dan beberapa negara lainnya.
17. Gula Tebu
Indonesia mendatangkan gula tebu dari Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Singapura. Import gula tebu di Indonesia memiliki nilai sekitar US$ 121,14 juta, dengan volume mencapai 25,21 juta kilogram.
Klasifikasi Komoditas
Dalam pengelompokannya, komoditas dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu komoditas keras dan komoditas lunak. Berikut adalah penjelasannya.
1. Komoditas Keras
Komoditas keras adalah barang yang diperoleh melalui ekstraksi atau penambangan dari alam. Contohnya termasuk minyak bumi, logam, dan gas alam.
Sebagian besar perdagangan komoditas padat ini didominasi oleh produk energi seperti gas alam dan minyak. Dalam hal ini, sumber daya alam pertambangan memainkan peran kunci dalam komoditas keras.
2. Komoditas Lunak
Komoditas lunak adalah barang-barang yang berasal dari sektor pertanian dan peternakan. Kondisi alam dan cuaca berpengaruh pada jenis produk ini, menyebabkan fluktuasi harga produk.
Pada praktiknya, fluktuasi harga komoditas lunak dapat terjadi dengan cepat, sehingga menjadi sulit untuk memprediksi harga di masa depan secara tepat.
Jenis-Jenis Komoditas
Dalam perdagangan, komoditas dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Komoditas Pertanian
Komoditas pertanian mencakup berbagai produk pertanian yang dapat diperjualbelikan, disimpan, dan ditukar.
Produk pertanian ini termasuk hasil dari hutan tanaman, tanaman pangan, budidaya, perikanan, peternakan, sayuran, pohon buah-buahan, hortikultura, dan hasil hutan.
Produk perkebunan meliputi kelapa sawit, teh, tebu, cengkeh, karet, kelapa, dan tembakau. Sedangkan produk pangan mencakup bahan makanan pokok seperti beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang-kacangan.
Hasil perikanan dapat dibagi menjadi perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Contoh budidaya meliputi budidaya laut, sawah, keramba, kolam, laguna, dan jaring apung.
Hasil tangkapan laut atau air tawar termasuk dalam klasifikasi perikanan, seperti ikan, krustasea, moluska, dan tumbuhan air.
Dalam klasifikasi pertanian, termasuk juga hasil hewan seperti daging sapi, kerbau, kambing, ayam (desa dan breed), babi, telur, susu mentah, dan pakan ternak yang biasanya dijual dalam satuan pon.
Tanaman hortikultura termasuk dalam produk pertanian, seperti sayuran dan buah-buahan. Kelompok sayuran mencakup cabai rawit, cabai merah, bawang putih, bawang merah, bayam, sawi, tomat, wortel, dan sebagainya.
Sementara itu, contoh buah-buahan adalah apel, alpukat, jeruk, nangka, pisang, rambutan, pepaya, dan lain-lain.
Produk hasil hutan, seperti kayu bulat dan kayu bakar, juga termasuk dalam produk pertanian yang memenuhi syarat untuk perdagangan internasional.
Bisnis budidaya pepaya menjadi sangat populer saat ini, karena merupakan komoditas perdagangan yang memiliki nilai tinggi.
Manfaat enzim pepaya memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dan permintaan akan pepaya sangat tinggi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
2. Komoditas Pertambangan
Komoditas pertambangan merujuk pada produk yang diperoleh melalui ekstraksi sedimen dari kerak bumi, baik di permukaan maupun di bawah permukaan bumi, serta di bawah air.
Komoditas ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan diperdagangkan di pasar internasional. Proses penambangan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pencarian, analisis, eksplorasi, ekstraksi, dan pemurnian untuk mendapatkan hasil tambang yang murni.
Hasil penambangan ini dapat berupa logam dan energi. Produk pertambangan berupa logam terbagi menjadi dua kelompok, yaitu logam mulia (atau logam berharga) dan logam industri.
Contoh logam mulia meliputi emas, perak, platinum, dan paladium. Sementara logam industri meliputi batu bara, minyak bumi, bijih nikel, bijih bauksit, bijih mangan, bijih tembaga, bijih timah, aluminium, magnesium, titanium, karbon, pasir besi, dan lain-lain.
Satuan yang umum digunakan dalam perdagangan komoditas tambang ini adalah ons, kilogram, ton, dan metrik.
3. Komoditas Energi
Komoditas energi diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan produksi di sektor pertambangan. Yang membedakannya dari jenis bahan tambang lainnya adalah penggunaannya khusus sebagai bahan bakar.
Produk energi ini umumnya berupa minyak bumi, seperti bensin, solar, minyak mentah, dan batu bara. Satuan yang umum digunakan dalam perdagangan komoditas energi adalah ton, barel, dan metrik.
FAQ:
1. 10 barang import apa saja yang dikirimkan negara lain ke Indonesia?
-
- Mesin dan peralatan mekanis senilai US$ 21,80 miliar
- Mesin dan perlengkapan elektrik senilai US$ 19,02 miliar
- Plastik dan produk plastik senilai US$ 7,15 miliar
- Besi dan baja senilai US$ 6,85 miliar
- Bahan kimia organik senilai US$ 5,02 miliar
- Kendaraan dan suku cadangnya senilai US$ 4,43 miliar
- Sereal senilai US$ 3,02 miliar
- Berbagai produk kimia senilai US$ 2,97 miliar
- Limbah atau sisa industri makanan senilai US$ 2,91 miliar
- Perangkat optik, fotografi, sinematografi, dan medis senilai US$ 2,90 miliar.
2. Apa yang paling banyak diimport ke Indonesia?
Komoditas import terbesar di Indonesia dari sektor non-migas adalah peralatan mekanis. Pada bulan Juni 2023, nilai import komoditas ini mencapai US$2.581,1 juta.
Sedangkan selama periode Januari hingga Juni 2023, total nilai import peralatan mekanis mencapai US$ 15.103,1 juta.
3. Apa jenis produk yang diimport dari negara-negara ASEAN?
Penting untuk dicatat bahwa produk yang sering diimport oleh negara-negara ASEAN sangat bervariasi. Mulai dari bahan pangan seperti beras dan gandum, hingga bahan tambang seperti nikel, emas, dan bijih timah.
Selain itu, komoditas yang juga diimport dalam jumlah besar oleh negara-negara ASEAN adalah mesin dan peralatan elektronik.
4. Apa yang China import ke Indonesia?
Amalia lebih lanjut menyebutkan bahwa komoditas utama yang diimport dari China meliputi mesin, peralatan elektrik beserta komponennya, kapal, perahu, struktur terapung, dan juga peralatan mekanis beserta komponennya. Nilai import dari China jauh melampaui negara mitra dagang utama Indonesia lainnya.
5. Apa yang diimport Indonesia dari Taiwan?
Indonesia utamanya mengimport besi, baja, dan bahan bakar mineral dari Taiwan. Pada tahun 2021, import Indonesia dari Taiwan mencapai 4,35 miliar dolar AS, dengan sebagian besar di antaranya adalah mesin dan perlengkapan elektrik yang mencapai 1,5 miliar dolar AS.
Kesimpulan:
Melalui pemaparan mengenai 10 komoditas import Indonesia yang menjadi pilar ekonomi global, dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki peran yang signifikan dalam perdagangan internasional.
Komoditas seperti minyak mentah, elektronik, dan tekstil membuktikan kontribusi yang kuat terhadap ekonomi global, mencerminkan potensi Indonesia dalam mengoptimalkan perekonomian melalui perdagangan internasional.
Pemahaman mendalam mengenai komoditas-komoditas ini menjadi kunci untuk mengelola perdagangan import dengan bijak dan mengambil keputusan strategis guna mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
Melalui bantuan dan pelayanan yang terpercaya dari master importir, jasa impor barang menjadi lebih terfasilitasi dan efisien.
Kesinambungan arus perdagangan internasional akan semakin lancar berkat kontribusi master importir dalam mengoptimalkan proses import barang, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memenuhi kebutuhan pasar dengan lebih baik.