Cara Import Barang dari Amerika untuk Dijual lagi

Cara Import Barang dari Amerika untuk Dijual lagi

Bermimpi membangun bisnis dengan menjual produk-produk unik dan berkualitas dari Amerika? importir berada di tempat yang tepat.

Pasar Amerika Serikat adalah harta karun bagi para pebisnis di Indonesia, menawarkan segalanya mulai dari sneakers edisi terbatas, suplemen kesehatan premium, gadget canggih, hingga produk kosmetik yang sedang tren.

Namun, banyak calon pengusaha mundur teratur saat mendengar kata “impor”, “bea cukai”, dan “pajak”. Prosesnya memang tampak rumit, tetapi sebenarnya bisa dikelola dengan baik jika importir memiliki panduan yang tepat.

Riset Pasar Fondasi Bisnis Impor

Riset pasar adalah proses mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang target pasar importir. Tujuannya adalah untuk memvalidasi ide produk importir dan meminimalkan risiko kegagalan. Fokus pada tiga hal utama:

1. Identifikasi Trend dan Permintaan
Produk apa yang sedang “naik daun” di Indonesia? Apa yang sering dibicarakan di media sosial seperti TikTok dan Instagram? Manfaatkan alat seperti Google Trends untuk melihat grafik minat pencarian suatu produk dari waktu ke waktu di Indonesia.

Misalnya, importir bisa membandingkan pencarian “skincare USA” vs “suplemen fitness USA”.

2. Analisis Kompetitor
Siapa saja yang sudah menjual produk sejenis? Kunjungi marketplace besar seperti Tokopedia dan Shopee. Lihat toko mereka, berapa harga jual yang mereka pasang, bagaimana kualitas foto produk mereka, dan baca ulasan dari pelanggan mereka.

Ini memberi importir gambaran tentang lanskap persaingan dan celah yang bisa importir masuki.

3. Tentukan Niche Market
Alih-alih mencoba menjual “semua produk fashion”, fokuslah pada ceruk yang lebih spesifik, misalnya “pakaian vintage dari Amerika tahun 90-an” atau “peralatan camping ultralight dari brand USA”.

Niche yang spesifik membuat importir lebih mudah menargetkan audiens dan membangun citra sebagai spesialis.

Legalitas Usaha

Pemerintah Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, menetapkan bahwa kegiatan impor komersial harus dilakukan oleh entitas bisnis. Ini bertujuan untuk ketertiban administrasi, perpajakan, dan pengawasan barang.

1. Badan Usaha
Minmal Importir harus mendirikan CV atau Persekutan Komanditer. Namun untuk citra yang lebih profesional dan kredibilitas jangka panjang, sangat disarankan mendirikan PT (Perseroan Terbatas).

2. NIB sebagai API
Izin paling fundamental adalah Nomor Induk Berusaha (NIB). Saat importir mendaftarkan perusahaan di sistem Online Single Submission (OSS), pastikan importir mengaktifkan akses kepabeanan.

Dengan begitu, NIB importir akan otomatis berfungsi sebagai Angka Pengenal Impor (API). Untuk keperluan dagang (membeli barang jadi untuk dijual), importir juga memerlukan API-U (Umum).

Komponen Biaya Impor

Banyak pemula hanya menghitung harga beli produk dan ongkos kirim, lalu terkejut dengan tagihan pajak yang besar. Total biaya importir, atau yang sering disebut Landed Cost, adalah gabungan dari semua pengeluaran. Rumus dasarnya mengacu pada CIF

  • Cost yaitu harga faktur (invoice) yang importr bayarkan kepada supplier di Amerika.
  • Insurance yaitu biaya untuk melindungi barang dari risiko kerusakan atau kehilangan selama pengiriman.
  • Freight yaitu ongkos kirim dari gudang supplier di Amerika ke pelabuhan atau bandara di Indonesia

Ketiga komponen ini menjadi dasar untuk menghitung pajak impor, yang terdiri dari

  • Bea Masuk (BM): Tarif pajak yang spesifik untuk setiap jenis produk.
  • Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Saat ini sebesar 11%.
  • Pajak Penghasilan (PPh Pasal 22): Tarifnya sekitar 7,5% – 10% jika importir memiliki API.

Mencari Supplier Terpercaya di Amerika

Kualitas produk, konsistensi stok, dan harga yang importir dapatkan sangat bergantung pada supplier yang dipilih. Memilih supplier yang tepat adalah investasi jangka panjang.

Ada beberapa cara untuk menemukan supplier di Amerika, tergantung skala bisnis importir:

1. Retail Online (Untuk Pemula/Skala Kecil)
Situs seperti Amazon.com, eBay.com, 6pm.com (untuk fashion), atau Walmart.com adalah tempat yang bagus untuk memulai. Importir bisa membeli dalam jumlah kecil untuk tes pasar terlebih dahulu.

2. Platform B2B (Business-to-Business)
Jika importir mencari produsen atau distributor grosir, situs seperti Thomasnet.com atau bahkan Alibaba (dengan filter lokasi supplier di USA) bisa menjadi sumber yang baik.

3. Menghubungi Langsung Merek
Jika importir serius ingin menjadi distributor resmi, cara terbaik adalah menghubungi departemen penjualan atau kemitraan dari merek tersebut secara langsung melalui situs web resmi mereka.

Selalu periksa ulasan, minta sampel produk jika memungkinkan, dan perhatikan seberapa responsif komunikasi mereka.

Metode Pembayaran Internasional yang Aman

Metode Pembayaran Internasional yang Aman

Bertransaksi lintas negara membutuhkan metode pembayaran yang tidak hanya praktis, tetapi juga aman.

1. Kartu Kredit
Metode paling umum untuk pembelian retail di situs seperti Amazon. Cepat dan mudah, serta seringkali dilindungi oleh bank penerbit.

2. PayPal
Pilihan populer yang menawarkan lapisan keamanan ekstra melalui “Perlindungan Pembeli”. Jika barang tidak sesuai atau tidak sampai, importir bisa mengajukan sengketa. Biayanya sedikit lebih tinggi tetapi sepadan dengan keamanannya.

3. Wire Transfer (Transfer Bank)
Ini adalah metode standar untuk transaksi B2B dalam jumlah besar. Prosesnya langsung dari bank importir ke bank supplier. Pastikan importir 100% yakin dengan kredibilitas supplier sebelum menggunakan metode ini, karena sulit untuk ditarik kembali.

Dokumen Wajib dalam Proses Bea Cukai

Dokumen adalah “paspor” bagi barang importir untuk bisa masuk ke Indonesia secara legal. Ketidaklengkapan atau kesalahan data pada dokumen ini adalah penyebab utama barang tertahan di Bea Cukai.

1. Commercial Invoice
Ini adalah faktur atau nota resmi dari penjual. Isinya harus detail: nama dan alamat penjual/pembeli, deskripsi barang, jumlah, harga per unit, dan total harga. Dokumen ini menjadi dasar utama penentuan nilai pabean.

2. Packing List
Dokumen ini merinci isi dari setiap kemasan (koli/dus/peti). Isinya meliputi berat bersih (netto), berat kotor (brutto), dan dimensi setiap kemasan. Ini membantu petugas Bea Cukai saat melakukan pemeriksaan fisik.

3. Bill of Lading (B/L) atau Air Waybill (AWB)
Ini adalah surat bukti pengiriman. B/L digunakan untuk angkutan laut, sementara AWB untuk angkutan udara. Dokumen ini berfungsi sebagai bukti kepemilikan barang dan kontrak antara importir dengan pihak pengangkut.

Ketiga dokumen ini nantinya akan digunakan oleh PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk membuat PIB (Pemberitahuan Impor Barang) yang diserahkan ke Bea Cukai.

Memahami HS Code

Apa itu HS Code? Mengapa begitu penting? Anggap saja HS Code adalah “KTP” atau kode unik untuk setiap produk yang diperdagangkan secara internasional. HS Code (Harmonized System Code) adalah sistem klasifikasi produk global yang terdiri dari serangkaian angka.

Pemerintah Indonesia menggunakan HS Code untuk:

1. Menentukan Tarif Bea Masuk
Setiap kode HS memiliki tarif Bea Masuk yang berbeda. Sepatu olahraga punya tarif sendiri, laptop punya tarif sendiri.

2. Mengidentifikasi Barang Larangan/Pembatasan (Lartas)
Beberapa produk (seperti kosmetik atau makanan) memerlukan izin tambahan dari BPOM atau instansi lain. HS Code membantu Bea Cukai mengidentifikasi ini.

Kesalahan dalam menentukan HS Code bisa berakibat fatal, mulai dari denda besar hingga penolakan impor.

Cara Menghitung Pajak Impor

Pemerintah Indonesia mengenakan pajak atas barang impor untuk beberapa tujuan, seperti melindungi industri dalam negeri, mengontrol peredaran barang tertentu, dan tentu saja sebagai sumber pendapatan negara.

Perhitungan ini tidak sembarangan, melainkan didasarkan pada sebuah fondasi yang disebut Nilai Pabean.

Kurs yang digunakan bukanlah kurs real-time yang importir lihat di Google atau bank, melainkan Kurs Menteri Keuangan (KMK) yang diperbarui setiap minggu dan bisa diakses di situs resmi Bea Cukai.

Setelah Nilai Pabean (dalam Rupiah) didapatkan, barulah kita bisa menghitung komponen pajaknya satu per satu:

1. Bea Masuk (BM)
Ini adalah “pajak gerbang” yang tarifnya spesifik untuk setiap jenis produk berdasarkan HS Code-nya. Tujuannya bisa untuk melindungi produk lokal yang sejenis. Tarifnya sangat ervariasi, bisa 0%, 5%, 10%, bahkan hingga 40% atau lebih.

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Ini adalah pajak konsumsi yang dikenakan atas hampir semua barang dan jasa di Indonesia, termasuk barang impor. Tarifnya saat ini adalah 11%.

3. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Impor
Anggap ini sebagai “uang muka” atau cicilan pajak penghasilan atas keuntungan yang akan importir dapatkan dari menjual barang tersebut. Di sinilah pentingnya memiliki legalitas (API) terasa.

4. Jika Importir memiliki API
Tarif PPh jauh lebih rendah, biasanya antara 7.5% hingga 10%, jika importir TIDAK memiliki API,  tarifnya bisa menjadi jauh lebih tinggi.

Alur Pengeluaran Barang

Setelah kapal atau pesawat yang membawa barang importir tiba di Indonesia, proses customs clearance dimulai. Pihak PPJK (yang ditunjuk oleh freight forwarder importir) akan mengajukan dokumen PIB secara online ke sistem Bea Cukai.

1. Respon Sistem (Penjaluran)

  • Jalur Hijau : Dokumen dianggap berisiko rendah, barang bisa keluar setelah pajak dibayar tanpa pemeriksaan fisik.
  • Jalur Kuning: Perlu pemeriksaan dokumen lebih lanjut sebelum barang bisa keluar.
  • Jalur Merah: Berisiko tinggi, barang dan dokumen akan diperiksa fisik secara menyeluruh oleh petugas.

2. Pembayaran Pajak
Importir akan menerima kode billing untuk pembayaran total ajak melalui bank.

3. Penerbitan SPPB
Setelah pajak lunas dan semuua barang pemeriksaan selesai, Bea Cukai akan menerbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang.

4. Pengeluaran Barang
Dengan SPPB, barang importir resmi bisa dikeluarkan dari area pabean seperti pelabuhan atau bandara dan dikirim ke gudang importir.

Hal yang Perlu Dihindari Importir Pemula

Antusiasme saat memulai bisnis impor memang tinggi. Namun, di balik peluang besar, ada beberapa “jebakan” umum yang sering membuat importir pemula tersandung, yang berakibat pada kerugian waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Mengenali dan menghindari kesalahan-kesalahan fatal ini sejak awal adalah kunci untuk menjaga kelancaran usaha dan reputasi Anda. Anggaplah daftar berikut sebagai rambu-rambu penting dalam perjalanan bisnis impor importir.

1. Under-invoicing
Memanipulasi nilai barang di faktur agar lebih rendah untuk mengurangi pajak. Ini adalah tindakan ilegal yang bisa berujung pada denda besar, penyitaan barang, hingga pidana.

2. Mengabaikan Legalitas
Mencoba impor komersial atas nama perorangan. Risiko barang ditahan sangat tinggi.

3. Salah Menghitung Biaya
Tidak memasukkan semua komponen biaya sehingga harga jual menjadi tidak menguntungkan.

3. Mengimpor Barang Lartas Tanpa Izin
Tidak memeriksa apakah produk importir memerlukan izin tambahan (misal: BPOM, SNI) sebelum mengimpor.

4. Memilih Mitra Pengiriman yang Salah
Tergiur harga murah tanpa memeriksa rekam jejak dan layanan freight forwarder.

Menentukan Harga Jual yang Kompetitif

Setelah melalui semua proses, kini saatnya menentukan harga jual untuk mendapatkan profit.

Pertama, hitung Landed Cost atau Harga Pokok Penjualan (HPP) per unit. HPP per Unit = (Total Biaya Barang + Total Biaya Kirim & Asuransi + Total Pajak) / Jumlah Unit Produk

Contoh: Jika total biaya importir untuk 100 unit action figure adalah Rp30.000.000, maka HPP per unit adalah Rp300.000.
Selanjutnya, tentukan margin keuntungan importir (misal 50%).

  • Harga Jual = HPP + (Margin % x HPP)
  • Harga Jual = Rp300.000 + (50% x Rp300.000) = Rp450.000

Jangan lupa untuk membandingkan harga final importir dengan harga kompetitor di pasaran.

Memilih Platform Penjualan yang Tepat

 

Memilih Platform Penjualan yang Tepat

Memilih platform penjualan yang tepat ibarat memilih lokasi untuk toko. Ini adalah tentang di mana “etalase” produk importir  akan dipajang agar mudah dilihat dan dijangkau oleh target pasar yang tepat.

Setiap platform memiliki karakter, kelebihan, dan audiens yang berbeda, sehingga pilihan akan sangat menentukan kecepatan penjualan dan pertumbuhan bisnis.

1. Marketplace (Tokopedia, Shopee, Lazada)
Pilihan terbaik untuk memulai karena sudah memiliki jutaan pengunjung. Kelebihannya adalah jangkauan luas dan sistem yang sudah jadi. Kekurangannya adalah persaingan ketat.

2. Social Commerce (Instagram Shop, TikTok Shop)
Sangat efektif untuk produk yang mengandalkan visual dan demo, seperti fashion, kecantikan, dan makanan. Importir bisa membangun komunitas dan interaksi langsung dengan pelanggan.

3. Website E-commerce Sendiri (via Shopify, WooCommerce)
Memberi kontrol penuh atas branding, data pelanggan, dan pengalaman berbelanja. Ini adalah langkah lanjutan untuk membangun merek yang kuat dan independen.

Impor Barang dari Amerika via MasterImportir.com

Mengapa memilih MasterImportir.com? Karena kami bukan sekadar jasa impor. Kami adalah konsultan dan eksekutor impor.

  • Layanan Door-to-Door: Kami mengurus semuanya, mulai dari pengambilan barang di alamat supplier di Amerika hingga pengantaran ke pintu gudang importir di Indonesia.
  • Transparansi Biaya: Kami memberikan rincian kalkulasi biaya di muka, termasuk estimasi pajak yang akurat. Tidak ada biaya tersembunyi.
  • Konsultasi HS Code & Legalitas: Bingung dengan HS Code produk atau urusan perizinan? Tim ahli kami siap membantu memastikan semuanya sesuai regulasi.
  • Pengurusan Bea Cukai Profesional: Kami memiliki tim PPJK yang berpengalaman untuk memastikan proses customs clearance berjalan lancar dan efisien.
  • Konsolidasi Kargo: Ingin impor dalam jumlah kecil? Kami bisa menggabungkan barang importir dengan milik klien lain untuk menekan biaya pengiriman.

Dengan MasterImportir.com, importir bisa fokus pada hal yang paling penting bisa mengembangkan strategi penjualan dan juga membesarkan bisnis. Biarkan kami yang menangani urusan logistik dan kepabeanan yang rumit.

FAQ (People Also Ask)

Q: Apakah bisa impor untuk dijual lagi tanpa punya perusahaan
A: Secara regulasi resmi, tidak bisa. Impor komersial mewajibkan adanya badan usaha dengan NIB yang berfungsi sebagai API. Mencoba impor komersial atas nama pribadi sangat berisiko barang ditahan Bea Cukai.

Q: Lebih baik pilih pengiriman via udara (air freight) atau laut (sea freight)?
A: Tergantung kebutuhan importir. Udara lebih cepat (7-14 hari) tetapi lebih mahal, cocok untuk barang ringan, bernilai tinggi, atau yang sedang tren. Laut jauh lebih murah (30-60 hari), cocok untuk barang berat, besar, dan tidak dikejar waktu.

Q: Berapa lama total waktu yang dibutuhkan dari order di Amerika sampai barang tiba di Indonesia
A: Untuk angkutan udara, estimasi total 2-4 minggu. Untuk angkutan laut, estimasi 6-10 minggu. Waktu ini sudah termasuk proses pengiriman, transit, dan customs clearance.

Impor barang dari Amerika untuk dijual lagi adalah peluang bisnis yang sangat menjanjikan, namun penuh dengan tantangan teknis. Kunci suksesnya terletak pada tiga pilar: perencanaan yang cermat, kepatuhan pada regulasi, dan eksekusi yang efisien.

Setiap langkah, mulai dari riset pasar, pengurusan legalitas, perhitungan biaya, hingga pengurusan bea cukai, adalah bagian penting yang saling terkait. Kesalahan di satu titik dapat berdampak pada keseluruhan proses.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

FAST RESPONSE

Masterimportir is fully managed by PT. Megatron Nusantara Tangguh.

If you have any questions about our products, we would love to hear from you. Please Call Us Today.

CONTACT US

Jalan Tugu Raya No. 04, Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok - Indonesia

+62 895-4283-15998